1. CANDI LOR.
Candi Lor merupakan bangunan candi yang terbuat dari batu bata merah
yang diyakini sebagai monumen cikal bakal berdirinya kabupaten Nganjuk
yang diperingati setiap tanggal 10 April setiap tahunnya.
lihat selengkapnya>>>….
2. MUSIUM ANJUK LADANG.
Musium Anjuk Ladang Terletak di kota Nganjuk, sebelah tinur Terminal
Bus Kota Nganjuk, di dalamnya tersimpan benda ( cagar budaya jaman
Hindu, Doho dan Majapahit ) yang terdapat di daerah Kabupaten Nganjuk.
lihat selengkapnya>>….
3. GOA MARGO TRESNO.
Goa Margo Tresno yang alam sekitarnya mempunyai panorama pegunungan
yang cukup indah dan sejuk terletak di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngluyu
35Km arah utara pusat kota Nganjuk. Menurut warga sekitar, nama goa
margo tresno diambil dari kata margo = karena, dan tresno = cinta,
sehingga dapat diartikan karena cinta.
lihat selengkapnya>>….
4. AIR RAMBAT RORO KUNING.
Air Rambat Roro Kuning Desa Bajulan terletak kurang lebih 23km
selatan Kota Nganjuk, merupakan kawasan hutan pinus yang indah. Memiliki
sungai yang jernih dan air terjun yang menakjubkan di antaranya.
lihat selengkapnya>>>…..
5. MUSIUM PERJUANGAN PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN.
Musium perjuangan Panglima Besar Jendral Soedirman Terletak di desa
Bajulan Kecamatan Loceret, kurang lebih arah selatan Kota Nganjuk,
Monumen di dirikan sebagai tanda bahwa di Desa Bajulan pernah di
singgahi Panglima Besar Jenderal Sudirman.
lihat selengkapnya>>…..
6. AIR TERJUN SEDUDO.
Air Terjun Sedudo adalah sebuah air terjun dan obyek wisata yang
terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa
Timur. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk.
lihat selengkapnya>>….
7. GOA MACAN
Nganjuk – Pasca penemuan gua di Desa Sambikerep Kecamatan Rejoso,
Nganjuk, petugas Dinas Perindustrian koperasi Pertambangan dan Energi
(Disperindagkoptamben), mulai memeriksanya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, pihak pertambangan dan energi
memastikan gua itu bukan hasil buatan manusia, namun dari proses alam
ratusan tahun silam.
Petugas memastikan bahwa batu stalaktit dan dan stalakmit yang ada di
dalam gua adalah batu yang masih hidup dan bisa berkembang. Hal itu
dipastikan adanya endapan air di sekitar batu dan panjangnya batu.
Sementara mengenai resistensi keamanan gua, petugas belum bisa
memastikan, sebab akan melaporkan hasil pemeriksaan tersebut ke
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Surabaya.
“Kami akan melaporkan ke Kementrian ESDM Surabaya hingga pihak ESDM
akan memastikan keamanan potensi terjadinya longsor atau tidak pada
lokasi tersebut,” ungkap Kabid Disperindagkoptamben Kabupaten Nganjuk
Agus Firahennedi, kepada detiksurabaya.com, Senin (3/10/2011).
Namun petugas sangat menyayangkan dengan kondisi bebatuan goa yang
rusak, sebab belum seminggu pasca ditemukannya gua, sebanyak 5 hingga 10
persen batu stalaktit dan stalakmit di dalam gua sudah rusak dan
terbelah.
“Kami menduga batu batu itu dijarah oleh warga, padahal keberadaan
batu-batu tersebut akan lebih bernilai untuk menjadi gua wisata jika
masih terlihat alami dan utuh,” kata Agus.
Sementara pihak Perhutani Nganjuk mengaku akan segera menutup total
dan lebih memeprketat penjagan sehingga warga tidak bisa kembali
menjarah batu batu tersebut.
“Demi keamanan isi gua kami akan menutup total, selain itu akan
memperketat penjagaan,” kata Mahfud Hadi Kepala Badan Kesatuan Pemangku
Hutan (BKPH) Tamanan Nganjuk.
Sedangkan sejak pagi tadi, terlihat puluhan warga mulai berdatangan
ke lokasi penemuan gua untuk melihat lihat keindahan gua. Warga yang
datang tidak hanya dari daerah Nganjuk saja, mereka datang dari Jombang,
Bojonegoro dan Madiun.
Warga berharap, dinas terkait mengambil langkah cepat mengamankan dan
menjadikan gua tersebut sebagai tempat wisata baru. Bagi pengunjung
tidak dipungut biaya untuk masuk ke lokasi gua alam. Warga hanya
memberikan uang sekedarnya pada kotak yang sudah disediakan panitia
untuk pembangunan masjid desa setempat.
Sebelumnya, warga Desa Sambikerep Kecamatan Rejoso Nganjuk,
dihebohkan sebuah goa alam yang ditemukan seorang pencari batu di hutan
jati Gunung Lengko, tepatnya di petak 147 RPH balo KPH Nganjuk. Goa ini
ditemukan tidak sengaja saat menggali bebatuan untuk bahan baku
bangunan.
PENUTURAN PENEMU GOA:
Berti, salah seorang pengunjung, mengatakan beberapa bulan lalu di
lokasi yang berjarak sekira 1 kilometer dari Goa Macan, juga muncul
semburan air cukup besar. Semburan air hingga kini masih terus
berlangsung dan juga sering dikunjungi warga.
Penemu goa, Nyamat, warga Desa Sambikerep, mengaku mendapat firasat
melalui mimpi sebelum menemukan goa ini. Menurut pria yang sehari-hari
bekerja sebagai pencari batu antik ini, dia sempat bermimpi ditemui
seorang perempuan yang membawa batu putih di tempat ini.
Atas mimpinya tersebut, Nyamat memutuskan menggali tanah di tempat
ini hingga kedalaman tujuh meter. Setelah menggali, dia menemukan lubang
yang ternyata di bawahnya terdapat goa.
Nyamat mengakui goa tersebut bukan temuan baru, tetapi goa lama yang
sudah dikenal penduduk dahulu dengan sebutan Goa Macan. Dinamakan Goa
Macan, karena konon dahulu goa ini sarang atau rumah macan. Karena
dihuni macan, dan letaknya jauh berada di dalam hutan, warga tak pernah
menjamah goa ini hingga akhirnya tertutup tanah dan hilang.
lihat selengkapnya>>….
Sumber : https://nganjukbagus.wordpress.com/category/pariwisata-dan-makanan-khas-kota-nganjuk/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar