Rabu, 13 Agustus 2014

ciri khas nganjuk

1.  CANDI LOR.

Candi Lor merupakan bangunan candi yang terbuat dari batu bata merah yang diyakini sebagai monumen cikal bakal  berdirinya kabupaten Nganjuk yang diperingati setiap tanggal 10 April setiap tahunnya.
lihat selengkapnya>>>….

2.  MUSIUM ANJUK LADANG.

Musium Anjuk Ladang  Terletak di kota Nganjuk, sebelah tinur Terminal Bus Kota Nganjuk, di dalamnya tersimpan benda ( cagar budaya jaman Hindu, Doho dan Majapahit ) yang terdapat di daerah Kabupaten Nganjuk.
lihat selengkapnya>>….
3.  GOA MARGO TRESNO.

Goa Margo Tresno  yang alam sekitarnya mempunyai panorama pegunungan yang cukup indah dan sejuk terletak di Desa Sugihwaras Kecamatan Ngluyu 35Km arah utara pusat kota Nganjuk. Menurut warga sekitar, nama goa margo tresno diambil dari kata margo = karena, dan tresno = cinta, sehingga dapat diartikan karena cinta.
lihat selengkapnya>>….
4.  AIR RAMBAT RORO KUNING.

Air Rambat Roro Kuning Desa Bajulan terletak kurang lebih 23km selatan Kota Nganjuk, merupakan kawasan hutan pinus yang indah. Memiliki sungai yang jernih dan air terjun yang menakjubkan di antaranya.
lihat selengkapnya>>>…..
5.  MUSIUM PERJUANGAN PANGLIMA BESAR JENDERAL SOEDIRMAN.

Musium perjuangan Panglima Besar Jendral Soedirman Terletak di desa Bajulan Kecamatan Loceret, kurang lebih arah selatan Kota Nganjuk, Monumen di dirikan sebagai tanda bahwa di Desa Bajulan pernah di singgahi Panglima Besar Jenderal Sudirman.
lihat selengkapnya>>…..
6.  AIR TERJUN SEDUDO.

Air Terjun Sedudo adalah sebuah air terjun dan obyek wisata yang terletak di Desa Ngliman Kecamatan Sawahan, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Jaraknya sekitar 30 km arah selatan ibukota kabupaten Nganjuk.
lihat selengkapnya>>….
7. GOA MACAN

Nganjuk – Pasca penemuan gua di Desa Sambikerep Kecamatan Rejoso, Nganjuk, petugas Dinas Perindustrian koperasi Pertambangan dan Energi (Disperindagkoptamben), mulai memeriksanya.
Dari hasil pemeriksaan sementara, pihak pertambangan dan energi memastikan gua itu bukan hasil buatan manusia, namun dari proses alam ratusan tahun silam.
Petugas memastikan bahwa batu stalaktit dan dan stalakmit yang ada di dalam gua adalah batu yang masih hidup dan bisa berkembang. Hal itu dipastikan adanya endapan air di sekitar batu dan panjangnya batu.
Sementara mengenai resistensi keamanan gua, petugas belum bisa memastikan, sebab akan melaporkan hasil pemeriksaan tersebut ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral atau ESDM Surabaya.
“Kami akan melaporkan ke Kementrian ESDM Surabaya hingga pihak ESDM akan memastikan keamanan potensi terjadinya longsor atau tidak pada lokasi tersebut,” ungkap Kabid Disperindagkoptamben Kabupaten Nganjuk Agus Firahennedi, kepada detiksurabaya.com, Senin (3/10/2011).
Namun petugas sangat menyayangkan dengan kondisi bebatuan goa yang rusak, sebab belum seminggu pasca ditemukannya gua, sebanyak 5 hingga 10 persen batu stalaktit dan stalakmit di dalam gua sudah rusak dan terbelah.
“Kami menduga batu batu itu dijarah oleh warga, padahal keberadaan batu-batu tersebut akan lebih bernilai untuk menjadi gua wisata jika masih terlihat alami dan utuh,” kata Agus.
Sementara pihak Perhutani Nganjuk mengaku akan segera menutup total dan lebih memeprketat penjagan sehingga warga tidak bisa kembali menjarah batu batu tersebut.
“Demi keamanan isi gua kami akan menutup total, selain itu akan memperketat penjagaan,” kata Mahfud Hadi Kepala Badan Kesatuan Pemangku Hutan (BKPH) Tamanan Nganjuk.
Sedangkan sejak pagi tadi, terlihat puluhan warga mulai berdatangan ke lokasi penemuan gua untuk melihat lihat keindahan gua. Warga yang datang tidak hanya dari daerah Nganjuk saja, mereka datang dari Jombang, Bojonegoro dan Madiun.
Warga berharap, dinas terkait mengambil langkah cepat mengamankan dan menjadikan gua tersebut sebagai tempat wisata baru. Bagi pengunjung tidak dipungut biaya untuk masuk ke lokasi gua alam. Warga hanya memberikan uang sekedarnya pada kotak yang sudah disediakan panitia untuk pembangunan masjid desa setempat.
Sebelumnya, warga Desa Sambikerep Kecamatan Rejoso Nganjuk, dihebohkan sebuah goa alam yang ditemukan seorang pencari batu di hutan jati Gunung Lengko, tepatnya di petak 147 RPH balo KPH Nganjuk. Goa ini ditemukan tidak sengaja saat menggali bebatuan untuk bahan baku bangunan.
PENUTURAN PENEMU GOA:
Berti, salah seorang pengunjung, mengatakan beberapa bulan lalu di lokasi yang berjarak sekira 1 kilometer dari Goa Macan, juga muncul semburan air cukup besar. Semburan air hingga kini masih terus berlangsung dan juga sering dikunjungi warga.
Penemu goa, Nyamat, warga Desa Sambikerep, mengaku mendapat firasat melalui mimpi sebelum menemukan goa ini. Menurut pria yang sehari-hari bekerja sebagai pencari batu antik ini, dia sempat bermimpi ditemui seorang perempuan yang membawa batu putih di tempat ini.
Atas mimpinya tersebut, Nyamat memutuskan menggali tanah di tempat ini hingga kedalaman tujuh meter. Setelah menggali, dia menemukan lubang yang ternyata di bawahnya terdapat goa.
Nyamat mengakui goa tersebut bukan temuan baru, tetapi goa lama yang sudah dikenal penduduk dahulu dengan sebutan Goa Macan. Dinamakan Goa Macan, karena konon dahulu goa ini sarang atau rumah macan. Karena dihuni macan, dan letaknya jauh berada di dalam hutan, warga tak pernah menjamah goa ini hingga akhirnya tertutup tanah dan hilang.
lihat selengkapnya>>….

Sumber : https://nganjukbagus.wordpress.com/category/pariwisata-dan-makanan-khas-kota-nganjuk/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar